LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
PENINGKATAN PEMAHAMAN
TENTANG
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
PADA MATA PELAJARAN PKN
MELALUI METODE DISKUSI
KELOMPOK
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SDN KARANGDAGANGAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh
SUWIDODO
195911291981121003
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
NASIONAL
SEKOLAH DASAR NEGERI
KARANGDAGANGAN BANDARKEDUNGMULYO
KABUPATEN JOMBANG
2010
ABSTRAK
Suwidodo, 2009 Peningkatan
Pemahaman Tentang Lembaga-Lembaga Negara Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode
Diskusi Kelompok Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Karangdagangan Tahun Pelajaran 2009/2010
Kata kunci : Peningkatan kemampuan siswa, lembaga-lembaga
negara, metode diskusi kelompok
Berdasarkan data hasil
evaluasi belajar siswa tentang lembaga-lembaga negara dapat diketahui bahwa
kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan
masih rendah. Hal ini dapat diamati dari
nilai hasil evaluasi belajar siswa tentang
lembaga-lembaga Negara SKBM nya sebesar 46,4% Padahal SKBM yang ditentukan
adalah 70. Nilai tersebut
dapat mengidentifikasikan bahwa siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan
mengalami kesulitan memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat dengan benar. Disamping itu pengajar menyadari bahwa
metode pembelajaran yang dilakukan masih bersifat abstrak karena dalam
memberikan penjelasan dilakukan secara singkat dan hanya mengunakan satu buku
sumber. Berdasarkan hasil diskusi antara pengajar dan teman sejawat dan
refleksi terhadap masalah tersebut disepakati bahwa pemecahan masalah akan
dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode diskusi kelompok.
Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada
masing-masing siklus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian menggunakan siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan
Hasil penelitian dengan menggunakan metode diskusi kelompok dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran, siswa dapat belajar mengajukan
pertanyaan, mengembangkan pendapat, menghargai pendapat teman, dan belajar
bekerjasama dengan teman, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah
kehadirat Allah SWT, hanya dengan llimpahan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti
dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pemahaman tentang
lembaga lembaga negara pada mata pelajaran PKn melalui metode Diskusi Kelompok
siswa kelas IV SDN Karangdagangan Tahun Pelajaran 2009/2010” dengan baik.
Dalam penelitian ini, Peniliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu Peneliti mengucapan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Soekardi, S.Pd . Selaku Kepala SDN Karangdagangan
2. Bapak/Ibu guru .SDN Karangdagangan yang selalu memberi semangat kepada
Peneliti
3. Semua pihak yang telah banyak membantu
sehingga penelitian ini selesai tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa hasil
penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak selalu Peneliti harapkan.
Peneliti
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Peningkatan
Pemahaman tentang Lembaga-Lembaga Negara Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi
Kelompok Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan Kecamatan Bandarkedungmulyo Tahun Pelajaran
2009/2010
Identitas Penelitian :
Nama : Suwidodo, S.Pd
NIP :
196410091987032009
Jabatan :
Guru Kelas IV
Unit Kerja : SDN Karangdagangan
Lokasi Penelitian : SDN Karangdagangan
Jombang, September
2009
Mengetahui,
Kepala Sekolah Dasar Negeri
Karangdagangan
(SOEKARDI,
S.Pd)
196006131979071001
|
Peneliti,
(SUWIDODO)
19591129198121003
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............
HALAMAN PENGESAHAN .............
KATA PENGANTAR .............................................
DAFTAR ISI ..........................
ABSTRAK ...........
BAB I PENDAHULUAN......
A.
Latar Belakang Masalah.................
B.
Rumusan Masalah.....................
C.
Tujuan Penelitian................
D.
Manfaat Perbaikan...................
BAB II LANDASAN TEORI....
A.
Pengertian
pembelajaran...................
B.
Metode Pembelajaran............................
BAB III METODE PENELITIAN..................
A.
Subjek Penelitian...............................
B.
Faktor yang diselidiki...........................................
C.
Prosedur Penelitian.................................
D.
Teknik Pengumpulan
Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .
A. Despripsi Persiklus.
A. Despripsi Persiklus.
B.
Pembahasan Setiap Siklus
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran.
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan kemudian disingkat PKn merupakan
usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan
bela negara. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Adapun fungsi mata
pelajaran Kewarganegaraan di SD adalah membentuk warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter, serta setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
|
Berdasarkan karakteristiknya, penyampaian
materi pelajaran PKn sangat cocok apabila menerapkan metode diskusi. Namun,
selama ini sebagian besar guru dalam memberikan pelajaran PKn kepada siswanya
dengan cara yang monoton, proses belajar mengajar yang hanya menggunakan metode
ceramah menyebabkan materi pelajaran yang diperoleh siswa hanya sebatas wacana
saja. Siswa hanya duduk memperhatikan penjelasan guru, tanpa diberi
kesempatan untuk bertanya. Jika hal ini menjadi kebiasaan guru sehari-hari di
sekolah, maka akan membentuk kebiasaan perilaku yang tidak baik bagi anak, seperti kurang responsif, sulit
mengajukan pendapat, dan bersifat pasif terhadap suatu hal. Sering kali terjadi
dalam menjelaskan materi pelajaran PKn, guru biasanya hanya menggunakan sebuah
buku sumber dan LKS saja. Guru hanya menjelaskan materi pembelajaran apa yang
tertulis pada buku sumber dan LKS tersebut. Guru tidak memberi tambahan
pengalaman atau pengetahuan lain. Pada saat proses pembelajaran berlangsung,
kelas didominasi oleh guru. Siswa hanya berperan sebagai pendengar setia saja.
Akibatnya muncul berbagai tingkah laku siswa yang kurang baik diantaranya ada
yang mengantuk karena tidak berminat sudah merasa bosan dan capek mendengarkan
ceramah guru, ada yang pasif terhadap penjelasan guru. Begitu selesai
menjelaskan materi pelajaran, guru langsung memberi tugas kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS. Begitu mengerjakan, siswa
mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan karena kurang atau tidak memahami
maksud dari pertanyaannya. Perilaku guru yang seperti ini akan membawa dampak yang
kurang baik bagi siswa. Terutama bagi siswa yang kemapuannya rendah, mereka
akan memilih untuk diam dan akan berbuat yang menyimpang misalnya ramai,
bergurau, serta tidak berminat mengikuti pelajaran. Setelah siswa menyelesaikan
pekerjaannya, guru mengajak siswa membahas hasil pekerjaan siswa. Setelah
dikoreksi ternyata hasil yang diperoleh adalah sebagian siswa mendapatkan nilai
dibawah SKBM yaitu 70 untuk mata pelajaran PKn di SDN Karangdagangan.
Oleh sebab itu sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti
menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran PKn dengan harapan penerapan
metode diskusi dapat membuat siswa untuk selalu berpikir kritis dan terarah
dalam memecahkan suatu masalah. Baik masalah yang berhubungan dengan pelajaran
di sekolah maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai tujuan jangka
panjangnya. Sedangkan bagi guru sendiri, penerapan metode diskusi akan memotivasi
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyiapkan diskusi, membimbing diskusi,
dan menyimpulkan hasil diskusi. Sehingga ketika pembelajaran berakhir, siswa
benar-benar memperoleh hasil belajar yang bermakna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang masalah di atas peneliti dapat menyimpulkan suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
“Bagaimanakah peningkatan
hasil belajar siswa dalam materi memahami
tentang lembaga – lembaga negara
dengan menggunakan metode diskusi ?”
C. Tujuan Pernelitian
Tujuan utama peneliti
melaksanakan PTK adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn peserta didik
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan
dalam memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan
pemeritahan tingkat pusat di Indonesia. Di dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti
mengunakan alat peraga yang berupa bagan dan menerapkan metode pembelajaran
diskusi yang dipadukan dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab,
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn dalam memahami
lembaga–lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat di Indonesia.
Adapun tujuan khusus peneliti
melaksanakan PTK ini adalah sebagai berikut :
1.
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan pada mata pelajaran PKn dalam memahami
lembaga – lembaga negara di tingkat pusat;
2.
sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil peserta didik pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi.
D. Manfaat Perbaikan
PTK yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan .pelaksanaannya
melalui model siklus. Mata pelajaran yang digunakan sebagai bahan penelitian
adalah PKn dengan materi pembelajaran mengenal lembaga–lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, banyak memberikan manfaat baik bagi guru
selaku peneliti, bagi siswa, bagi rekan seprofesi, maupun bagi sekolah.
Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
- Manfaat bagi guru selaku peneliti
Meningkatkan
kemampuan guru dalan menyusun rencana penelitian maupun dalam menyusun rencana
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi disertai
penggunaan alat peraga, pada mata pelajaran PKn, khususnya pada materi
pembelajaran mengenal lembaga– lembaga
negara dalam susunan pemeritahan tingkat pusat.
- Manfaat bagi siswa
Penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi disertai penggunaan alat peraga, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Karangdagangan pada mata pelajaran PKn, mendidik siswa
belajar berinteraksi dengan teman-temannya, belajar berkomunikasi dan belajar
memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.
- Manfaat bagi rekan seprofesi
Sebagai salah
satu strategi pemecahan masalah yang dialami oleh guru dalam pembelajaran.
4.
Manfaat bagi sekolah
PTK yang
dilaksanakan oleh peneliti juga bermanfaat bagi sekolah yaitu sebagai salah
satu sarana untuk mencapai visi sekolah yang ingin dicapai.
|
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
(instruction) secara sederhana berarti upaya untuk membelajarkan seseorang atau
sekelompok orang melalui satu/lebih strategi, metode dan pendekatan tertentu ke
arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.. Menurut Zainul dan Mulyana
(2005) dalam Strategi Belajar Mengajar mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran
terdapat dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar.
T. Raka Joni
(1985) merumuskan pengertian mengajar sebagai pencipta suatu sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari
komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang
ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan peranan senada dalam
hubungan sosial tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan
serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Perbuatan mengajar
merupakan perbuatan yang kompleks. Mengajar menuntut keterampilan tingkat
tinggi karena harus dapat mengatur berbagai komponen dan menyelaraskannya untuk
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Davis (1971) mengungkapkan
bahwa pengertian mengajar sebagai suatu aktivitas profesional yang memerlukan
keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa pengertian mengajar yang
disampaikan oleh para ahli di atas
seorang guru harus:
- mengkondisikan peserta didik untuk
menyukai, merasa gembira dan senang belajar di sekolah. Guru dituntut
untuk mahir menciptakan situasi belajar yang memungkinkan anak terhindar
dari rasa stres, perasaan bimbang, khawatir, dan perasaan mencekam;
- mengembangkan berbagai cara dan
metode yang bervariasi dan menarik di dalam mengajar secara terpadu;
- merencanakan pembelajaran dengan baik
agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien;
-
5
Agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
dapat berjalan dengan baik, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.Seorang guru dituntut untuk
memiliki persiapan dan penguasaan yang cukup memadai baik dalam keilmuan,
maupun dalam merancang program
pembelajaran yang akan disajikan, termasuk di dalamnya prinsip – prinsip
merancang pengalaman belajar.
Adapun prinsip–prinsip dalam merancang pengalaman
belajar siswa adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Mengaktifkan Siswa
Belajar pada
hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif, yang melibatkan pancaindra atau
fisik dan psikis kita. Agar siswa mengalami proses belajar, maka guru harus
merancang pembelajaran agar siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Berkenaan dengan pembelajaran aktif, setiap individu harus
melakukan sendiri aktifitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan oleh
orang lain. Jhon Dewey menyatakan “belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan oleh dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus muncul dari
dirinya.” Teori kognitif dari Gagne dan Berliner mengemukakan bahwa belajar
menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima
informasi /materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak
dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar
subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktifitas belajar seperti
mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan,
dan mulakukan transformasi belajar ke dalam kehidupan yang lebih luas.
2. Prinsip Kesesuaian
Kesesuaian antara
guru dan siswa pada kenyataannya sangat mempengaruhi seorang siswa dalam
menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi motivasi siswa
dalam belajar. Oleh karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu berusaha
menerapkan metode pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan kemampuan
siswa-siswanya. Guru yang baik akan selalu berusaha menerapkan suatu metode
pembelajaran yang akan membuat siswa-siswanya senang dan bersemangat serta
merasa mudah dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
3. Prinsip Memberikan Kepuasan
Pembelajaran yang direncanakan seorang guru
diharapkan akan menjadi suatu kegiatan yang dapat memfasilitasi minat dan
kebutuhan siswa. Thorndike dalan law of
learning menjelaskan bahwa suatu ikatan stimulus dan respons (sebagai hasil
belajar) akan terus berlanjut apabila individu yang belajar memperoleh dampak
yang menyenangkan. Oleh karena itu guru harus sering memberikan penguatan
kepada siswa baik berupa pujian maupun hadiah.
- Prinsip Pengalaman Belajar yang Sama Menimbulkan Hasil yang Berbeda
Belajar pada dasarnya bersifat individual, jadi
tidak mungkin bahwa suatu kegiatan pemberjaran yang dilakukan guru akan memberikan
hasil belajar yang sama untuk setiap siswa. Yang penting di sini adalah
bagaimana guru dapat memberikan pengalaman yang sama untuk setiap siswa,
walaupun adaperbedaan hasil bejajar diantara siswanya.
- Prinsip Variasi Pengalaman Belajar
Dalam merancang suatu pembelajaran, penting bagi
guru untuk menyediakan berbagai variasi pengalaman belajar. Menurut Edgar Dale
ada sebelas jenis pengalaman yang dapat divariasikan, yaitu: (a) pengalaman
langsung; (b) pengalaman melalui benda tiruan; (c) pengalaman melalui
dramatisasi; (d) pengalaman melalui demonstrasi; (e) penglaman melalui karya
wisata; (f) pengalaman melalui pameran; (g) pengalaman melalui televisi; (h)
pengalaman melalui gambar hidup; (i) pengalaman melalui rekaman, radio, dan
gambar diam; (j) pengalaman melalui lambang visual; (k) pengalaman melalui
lambang verbal.
B. Metode Pembelajaran
Berbagai metode, pendekatan, strategi maupun model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran PKn yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta karakteristik yang sesuai
dengan situasi dan kondisi kelas tertentu, namun masing-masing memiliki satu
tujuan yang sama yaitu memperlancar proses kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran PKn dan meningkatkan prestasi belajar mengajar siswa.
1. Metode Ceramah
Pengertian dan Tujuan
Metode ceramah
adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru, selain mudah
penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah atau kuliah
mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan
secara lesan kepada peserta didik. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung
kepada kemampuan guru, karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ceramah.
Kepiawaian guru dalam menguasai bahan, forum atau audience, dan keterampilan
bahasa dan intonasinya sangat menentukan keberhasilan metode ini.
Tujuan metode
ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep,
pengertian-pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas serta juga untuk
penemuan-penemuan yang langka dan belum meluas. Secara spesifik metode ceramah
bertujuan untuk:
a. menciptakan landasan pemikiran peserta
didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta
didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah guru;
b. menyajikan garis-garis besar isi pelajaran
dean permasalahan penting yang terdapat dalam isi pelajaran;
c. merangsang peserta didik untuk belajar
mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar;
d. memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan
penjelasan secara gamblang dan menyinggung penjelasan teori dan prateknya;
e. sebagai langkah awal untuk metode yang
dalam upaya menjelaskan produser yang harus ditempuh peserta didik. Misalnya
sebelum sosiodrama peserta didik diberikan penjelasan tentang peran-peran dan
sebagainya.
Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Mengimplementasikan
sistem pengajaran, guru sudah barang tentu akan berusaha sedapat mungkin
menghindari kegiatan ceramah. Daya tahan anak untuk mendengarkan suatu ceramah
sebenarnya sangat terbatas. Jika hal ini
menjadi kebiasaan guru sehari-hari di sekolah, maka dampaknya akan membentuk
kebiasaan perilaku yang tidak menguntungkan bagi perkembangan anak, seperti
kurang responsif, sulit mengajukan pendapat, dan pasif. Melalui berbagai
strategi pembelajaran guru dituntut memiliki kemahiran di dalam memanipulasi
proses pengajaran sedemikian rupa, sehingga metote ceramah benar-benar
digunakan secara terbatas dan efektif. Alasan digunakannya metode ceramah harus
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, misalnya karena:
a. anak benar-benar memerlukan penjelasan,
misalnya karena bahan baru atau guna menghindari kesalah pahaman;
b. benar-benar tidak ada sumber bahan
pelajaran bagi peserta didik;
c. menghadapi peserta didik yang banyak
jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar diterapkan;
d. menghemat biaya, waktu dan peralatan.
Kelebihan Metode
Ceramah
Metode ceramah
mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
a. murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan
waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seseoran guru yang menghadapi
banyak peserta didik;
b. mudah dalam arti materi didik tertentu
dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu, karakteristik peserta didik
tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan peralatan serta dapat disesuaikan
dngan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis;
c. meningkatkan daya dengar peserta didik dan
menumbuhkan minat belajar dari sumber lain;
d. memperoleh penguatan bagi guru dan peserta
didik yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari
peserta didik atas perhatian yang ditunjukkan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan
menghargai guru bila ceramah guru meninggalkan kesan dan berbobot;
e. ceramah memberikan wawasan yang luas dari
pada sumber lain karena guru dapat menjelaskan topik dan mengkaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Kekurangan Matode Ceramah
a. dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta
didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya;
b. menimbulkan verbalisme pada pserta didik;
c. materi ceramah terbatas pada apa yang
diingat guru;
d. merugikan
peserta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan;
e. menjejali peserta didik dengan konsep yang
belum tentu diingat terus;
f. informasi yang disampaikan mudah usang dan
ketinggalan jaman;
g. tidak merangsang perkembangan kreativitas
peserta didi;
h. terjadi proses satu arah yaitu dari guru
kepada peserta didik.
2. Metode
Tanya Jawab
Pengertian dan Tujuan
Bertanya dan
menjawab kerap kali dilakukan orang apabila ada ketidaktahuan atau
ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman. Dalam proses belajar
mengajar tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi
pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik
bertanya kepada guru. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau two way traffic dari
guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh
jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
Dalam metode
tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif. Namun demikian keaktifan
peserta didik patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga hal itu
tidak harus banyak tergantung pada keaktifan guru. Sifat atau rasa ingin tahu
anak usia sekolah dasar harus ditumbuhsuburkan dan sekaligus mendapat
penyaluran yang wajar. Karena itu, guru tidak hanya dituntut untuk menguasai
teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga semangat tinggi
di dalam membangun situasi yang kondusif bagi terjadinya diskusi.
Adapun tujuan dari
metode tanya jawab ini, adalah :
a. mengecek dan mengetahui sampai sejauhmana
kemampuan peserta didik terhadap pelajaran yang dikuasainya;
b. memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami;
c. memotivasi dan menimbulkan kompetisi
belajar yaitu peserta didik yang aktif dan cepat menjawab, lebih percaya diri
dan berusaha untuk selalu lebih baik dan paserta didik yang belum aktif atau
tidak dapat menjawab dapat mempersiapkan diri dalam kesempatan lain;
d. melatih peserta didik untuk berpikir dan
berbicara secara sistematis dan sistemik serta berdasarkan pemikiran yang
orsinil;
e. metode tanya jawab tidak dimaksudkan untuk
mengetes kemampuan peserta didik tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat
peserta didik mengerti, memahami dan berinteraksi secara aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
Alasan guru menggunakan metode tanya jawab ini
adalah untuk :
a. menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik
terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi
peserta didik dalam proses belajar mengajar;
b. menimbulkan berpikir kreatif, sitemati,
reflektif, dan kritis peserta didik;
c. mewujudkan cara belajar peserta didik
aktif;
d. melatih dan mendorong peserta didik untuk
belajar mengekpresikan kemampuan lisannya;
e. memberikan kesempatan kepada peserta didik
menggunakan kemampuan sebelumnya.
Kekuatan dan
Keterbatasan Metode Tanya Jawab
a. Kekuatan metode tanya jawab
Metode tanya
jawab memiliki kekuatan sebagai berikut :
a. dapat menarik dan memusatkan perhatian
peserta didik terhadap pelajaran;
b. mengetahui kedudukan peserta didik dalam
balajar di kelas dari aktivitas tanya jawab dan dari jawaban-jawaban serta
tanggapan-tanggapan yang dilontarkannya secara kontinyu;
c. lebih merangsang peserta didik unutk
mendayagunakan daya pikir dan daya nalarnya;
d. menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan
jawaban;
e. pembuka jalan bagi proses belajar yang
lain.
b. Keterbatasan Metoda Tanya jawab
Keterbatasan-keterbatasan
dari metode tanya jawab adalah:
a. pada kelas besar pertanyaan tidak dapat
disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk menjawab maupun yang menjawab;
b. peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan
bahkan tidak terlibat secara mental;
c. menimbulkan rasa guguppada peserta didik
yang tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya (kemempuan lisan);
d. dapat membuang waktu bila peserta didik
tidak responsif terhadap pertanyaan.
3. Metode Diskusi
Sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar PKn siswa, metode diskusi kelompok adalah metode
yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan alternatif pemecahan
suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Sumantri (1999) dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar” mengemukakan
tentang pengertian, tujuan, serta alasan penggunaan metode diskusi.
Pengertian dan
Tujuan
Metode diskusi
dapat diartikan sebagai suatu siasat penyampaian bahan pengajaran yang melibat
aktifkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat
problematis. Guru dan kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama
terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Penerapan metode
diskusi bertujuan untuk:
a. melatih peserta didik mengembangkan
keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan;
b. melatih dan membentuk kesetabilan
sosial-emosional;
c. mengembangkan kemampuan berfikir sendiri
dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif;
d. mengembangkan keberhasilan peserta didik
dalm menemukan pendapat;
e. mengembangkan sikap terhadap isu-isu
kontroversial;
f. melatih peserta didik berani berpendapat
tentang suatu masalah.
Metode diskusi
digunakan karena beberapa alasan berikut:
a. topik bahasan bersifat problematif;
b. merangsang peserta didik untuk terlibat
secara aktif dalam perdebatan ilmiah;
c. melatih peserta didik untuk berfikir
kritis dan terbuka;
d. mengembangkan suasana demokratis dan
melatih peserta didik berjiwa besar;
e. peserta didik memiliki pandangan yang
berbeda-beda tentang masalah yang dijadikan topik diskusi;
f. peserta didik memiliki pengetahuan dan
pendapat-pendapat tentang masalah yang akan didiskusikan.
Para ahli
diantaranya Gilstrap & Martin, 1975 : 18 ; Gage & berliner, 1984 : 517
; Davies, 1987 : 237-239 menyimpulkan bahwa metode diskusi memiliki keunggulan
sebagai berikut:
a. metode
ini memberikan kesempatan langsung kepada para siswa untuk berpartisipasi
secara langsung, baik sebagai partisipan, ketua kelompok, atau penyusun
pertanyaan diskusi. Adanya partisipasi langsung ini memungkinkan terjadinya
keterlibatan intelektual, social emosional, dan mental para siswa dalam proses
belajar;
b. metode
ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun sesudah metode –
metode yang lain;
c. metode
ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi demokratis,
mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara yang dilakukan tanpa
persiapan;
d. metode
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji, mengubah, dan mengembangkan pandangan, nilai, dan
keputusan yang diperlihatkan kesalahannya melalui pengamatan yang cermat dan
pertimbangan kelompok;
e. metode
ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami kebutuhan memberi
dan menerima ( take and give ), sehingga siswa dapat mengerti dan
mempersiapkan dirinya sebagai warga negara yang demokratis;
f.
metode ini menguntungkan para siswa yang lemah
dalam pemecahan masalah. Hal ini dimungkinkan karena pemecahan masalah oleh
kelompok, biasanya biasanya lebih cepat daripada pemecahan perorangan.
Berdasarkan
karakteristik metode-metode mengajar yang sebagaimana telah dijabarkan di atas,
menuntut seorang guru untuk terampil memilih dan menerapkan metode-metode
mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa yang beragam dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Dalam pemilihan dan penetapan metode mengajar yang akan
digunakan, guru hendaknya memperhatikan tujuan instruksional yang hendak
dicapai. Metode mengajar sesungguhnya adalah cara atau alat untuk mencapai
tujuan. Karena itu penggunaan suatu metode berarti menunjukkan bagaimana
seorang guru menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini
berarti pula melalui penggunaan metode mengajarnya, guru dituntut untuk mampu
membangkitkan minat dan kemauan peserta didik
dalam menguasai bahan pelajaran yang disajikan dengan baik.
Selanjutnya
tujuan, peserta didik dan bahan pelajaran, faktor situasi atau suasana kelas,
kondisi fasilitas, kemampuan guru, kelebihan dan kekurangan metode mengajar itu
sendiri adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan dan penetapan
metode mengajar yang akan digunakan. Sudah barang tentu metode yang digunakan
guru tidaklah cukup satu jenis saja. Ia dituntut untuk mempertimbangkan
beberapa kegunaan metode mengajar sekaligus agar kegiatan belajar mengajar
benar-benar menjadi menarik, menyenangkan dan efektif dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
|
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
PTK ini
dilaksanakan di SDN Karangdagangan Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang. PTK ini terdiri dari siklus-siklus. Mata
pelajaran yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran PKn, dengan materi
pokok mengenal lembaga -lembaga
negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. Materi ini merupakan materi
untuk siswa kelas IV. Jumlah siswa kelas IV ada 28 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan.
B.
Faktor Yang Diselidiki
Untuk
menjawab permasalahan diatas, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki, yaitu
:
1. Faktor siswa
Mengingat kemampuan siswa dalam memahami
dan menyelesaikan soal matematika cenderung masih rendah, maka diamati seberapa
besar tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal.
2. Faktor proses pembelajaran
Apakah terjadi atau ada interaksi antara
guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa agar kegiatan belajar
mengajar berlangsung efektif dan efisien.
3. Faktor hasil belajar
Diselidiki penguasaan bahan
ajar dan rasa
tanggung jawab serta sikap
positif siswa terhadap
matematika dengan terampil
menyelesaikan
soal-soal yang diberikan.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian
tindakan kelas terdiri atas beberapa
rangkaian, yaitu: empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan utama menurut Suharsimi (2008: 74) yang ada pada setiap siklus,
yaitu : (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang
dapat digambarkan pada gambar sebagai
berikut:
Gambar 4: Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus dengan pemberian
tes awal atau tes sebelum siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang
diselidiki. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari
tindakan yang dilaksankaan pada siklus pertama, maka peneliti menentukan
rancangan untuk siklus-siklus berikutnya.
Kegiatan
pada siklus-siklus berikutnya berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan siklus sebelumnya.
Akan tetapi, kegiatan ini mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan
terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan
yang ditemukan dalam siklus sebelumnya. Jika sudah selesai disetiap siklus dan
peneliti belum mencapai indikator keberhasilan,
maka dapat melanjutkan kesiklus berikutnya. Akan tetapi, jika peneliti sudah
mencapai tujuan penelitian maka peneliti dapat mengakhiri penelitian ini. Setiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Desain
penelitian tindakan kelas meliputi :
1. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan pada setiap siklus,
dibuat perencanaan tindakan. Adapun tahap-tahap perencanaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Kerja Siswa (LKS);
b.
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebagai media
yang akan digunakan dalam pembelajaran;
c.
membuat lembar pengamatan atau observasi siswa;
d.
mengembangkan tes hasil belajar.
Sedangkan
perencanaan tindakan sebelum melaksanakan siklus berikutnya berupa revisi
perencanaan tindakan berdasarkan hasil observasi, skor tes hasil belajar siswa
dan hasil refleksi yang diperoleh.
2. Pelaksanaan
Tindakan dan Pengamatan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
a.
melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.;
b.
melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi siswa;
c.
siswa mengerjakan LKS dan tugas;
3. Instrumen Penelitian
Instrumen ini digunakan untuk
memperoleh data sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hasil belajar dan lembar
pengamatan proses belajar mengajar.
a.
Tes hasil belajar
Instrumen hasil belajar digunakan untuk menilai
kualitas hasil belajar siswa setelah selesai pembelajaran, yang berupa kuis
yang berbentuk uraian.
b.
Lembar pengamatan
Instrumen ini digunakan selama belajar
mengajar berlangsung. kesimpulan.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan baik di setiap akhir pertemuan pada
setiap siklus dan setelah pemberian tes
hasil belajar pada setiap siklus. Refleksi di setiap akhir siklus dilaksanakan
berdasarkan hasil belajar dan observasi. Analisis hasil observasi dan hasil
belajar juga dilaksanakan dalam tahap ini. Dari hasil yang diperoleh dilakukan
refleksi diri atas kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap pertemuan.
D.
Teknik Pengumpulan data:
1.
data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes
hasil belajar kepada siswa di akhir siklus;
2.
data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh melalui
lembar observasi pada saat pemberian tindakan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus
melalui empat tahap, yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengumpulan data, dan tahap refleksi. Pada tiap-tiap siklus dapat peneliti
laporkan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Menentukan materi
pembelajaran,
Mata Pelajaran : PKn
Kelas :
IV
Alokasi Waktu :
2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.
Kompetensi Dasar :
Mengenal lembaga – lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan lain –
lain.
Tujuan Pembelajaran
1. siswa dapat menunjukkan kemampuan mengenal lembaga-lembaga
negara dalam susunan pemerintah pusat.
2. Siswa dapat menunjukkan kemampuan mengenal lembaga-lembaga
negara dalam susunan pemerintah pusat.
Indikator :
1.
Siswa mampu menjejaskan
lembaga-lembaga tinggi negara.
2.
Siswa mampu menjelaskan tugas dan wewenang lembaga-lembaga
tinggi negara.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Melalui diskusi siswa dapat meningkatkan
kemampuannya dalam memahami lembaga – lembaga negara dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat dengan benar.
b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
Recana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) dimaksudkan agar proses perbaikan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
c. Menyediakan alat
peraga yang berupa bagan seperti di bawah ini,
Penggunaan
alat peraga dimaksudkan untuk membantu belajar siswa. Sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif anak, siswa kelas IV SDN Karangdagangan tingkat perkembangan kognitifnya pada tingkat
operasional konkrit. Dengan penggunaan alat peraga dapat membantu anak untuk
memahami konsep-konsep serta dapat menghindari verbalisme.
d. Menyiapkan buku
sumber, yaitu :
Menentukan sumber bahan atau materi
pelajaran dimaksudkan sebagai kegiatan guru menetapkan buku atau bahan bacaan
yang akan digunakan sebagai kepustakaan dalam pengajarannya. Biasanya sumber
bahan yang akan diajarkan itu telah tersedia dalam bentuk-bentuk buku paket.
Ini adalah sumber pokok. Untuk sumber tambahan lainnya, guru harus menetapkan
sebagai pelengkap atau penunjang tambahan lainnya, guru harus menetapkannya sebagai
pelengkap atau penunjang kepustakaan yang tersedia. Juga perlu dipahami bahwa
sumber tambah itu biasanya tidak berurutan mengikuti acuan materi sebagaimana
yang diharapkan. Untuk itu guru diharapkan dapat menyusunnya sendiri menurut
kebutuhan belajar peserta didik, kurikulum yang berlaku, dan waktu yang
tersedia. Selain itu, dimungkinkan pula untuk pelaksanaan suatu pengajaran
digunakan sumber-sumber lainnya, seperti media massa, benda-benda budaya,
orang, tempat atau alam lingkungan.
Lembar kerja siswa yang dimaksud di sini
adalah lembar kerja yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan
cara berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk
sebelumnya.
Tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa adalah sebagai
berikut:
1. Siapakah yang
dimaksud dengan Pemerintah Pusat?
2. Siapa sajakah
yang dimaksud lembaga yudikatif?
3. Kepada siapa BPK
melaporkan hasil pemeriksa keuangan negara?
4. Apa peran
presiden RI selain sebagai kepala negara?
5. Sebutkan tugas
MPR setelah amandemen UUD 1945!
6. Apakah yang
dimaksud dengan hak interpelasi DPR?
7. Sebutkan wewenang
DPD!
8. Apakah yang
dimaksud dengan hak pemberian rehabilitasi?
9. Sebutkan syarat
menjadi wakil presiden!
10. Buatlah diagram susunana struktur ketatanegaraan Negara Indonesia
setelah amandemen UUD 1945!
f. Menyiapkan
lembar pengamatan guru, soal-soal evaluasi, dan lembar hasil evaluasi.
2. Pelaksanaan
Pada
tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran.
Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami lembaga – lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.
Pada waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti didampingi seorang
pengamat yaitu Ahmad Thohari, S.Pd yang bertindak sebagai teman sejawat. Teman
sejawat bertugas mengamati aktivitas pembelajaran, memberi komentar, saran,
masukan dan kritik kepada peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran.
Kegiatan perbaikan pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan
perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (±
5 menit)
1)
Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah
kegiatan pembelajaran siap dimulai atau belum. Setelah terlihat kelas dalam
keadaan tenang, maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan menanyakan kehadiran siswa.
2)
Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab
tentang pejabat pemerintah dan wakil rakyat untuk mengkondisikan dan memusatkan
perhatian sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3)
Setelah mengadakan apersepsi guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
4)
Setelah terlihat bahwa siswa sudah siap menerima materi
pelajaran, guru segera memulai pelajaran.
b. Kegiatan inti (±
40 menit)
1)
Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga –
lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.
2)
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
3)
Guru menyuruh siswa menyebutkan nama-nama lembaga –
lembaga negara.
4)
Siswa diam tidak ada yang menjawab.
5)
Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga
negara.
6)
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok (terlampir).
7)
Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi kelompok (dalam
berdiskusi mengerjakan LKS hanya didominasi siswa yang pandai saja, sebagian
ada yang diam saja, sebagian lagi ada yang gaduh sehingga mengganggu temannya
yang lain).
8)
Guru membimbing dan mengamati siswa yang sedang
berdiskusi kelompok (pada saat guru membimbing salah satu kelompok, kelompok
yang lain ramai sehingga suasana kelas menjadi gaduh).
9)
Wakil masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya. Kelompok lain yang tidak sedang berpresentasi memberikan tanggapan
atas hasil diskusi kelompok lain yang sedang presentasi.
10) Guru
memberi penguatan kepada siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan
presentasi.
11) Siswa
dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang hasil diskusi.
c. Kegiatan akhir (±
25 menit)
1)
Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpualan materi.
2)
Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap
siswa untuk dikerjakan.
3)
Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru
memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4)
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan
Data
Pengumpulan
data, diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Data
tersebut diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelah
pembelajaran dilaksanakan. Data yang diperoleh selama proses perbaikan
pembelajaran adalah data hasil pengamatan. Selama proses perbaikan pembelajaran
berlangsung teman sejawat mengamati segala kegiatan yang dilakukan oleh guru
maupun siswa. Dalam mengamati proses pembelajaran, pengamat mempergunakan
instrumen pengamatan yaitu lembar pengamatan guru. Dari hasil pengamatan dan
hasil evaluasi dapat diperoleh data sebagai berikut :
Lembar Pengamatan Guru
SIKLUS I
No.
|
Komponen
yang dioservasi
|
Kemunculan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru menanyakan kehadiran siswa
|
Ö
|
|
2.
|
Guru mengatur
tempat duduk sesuai dengan kelompoknya
|
Ö
|
|
3.
|
Guru membangkitkan motivasi siswa
|
Ö
|
|
4.
|
Guru menggali pengetahuan awal dengan mengajukan beberapa
pertanyaan
|
Ö
|
|
5.
|
Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
|
Ö
|
|
6.
|
Guru
menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
|
Ö
|
|
7.
|
Guru
menggunakan alat peraga/media/sumber belajar
|
Ö
|
|
8.
|
Guru memberi
penjelasan tentang materi yang diajarkan
|
Ö
|
|
9.
|
Perhatian guru merata pada seluruh siswa
|
Ö
|
|
10.
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
|
Ö
|
|
11.
|
Guru membagikan LKS
|
Ö
|
|
12.
|
Guru membimbing siswa berdiskusi
|
Ö
|
|
13.
|
Guru menyuruh
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
|
Ö
|
|
14.
|
Guru
memberikan nilai berupa pujian
|
Ö
|
|
15.
|
Guru bersama
siswa menyimpulkan materi pembelajaran
|
Ö
|
|
16.
|
Guru memberikan evaluasi
|
Ö
|
Catatan
tambahan dan komentar:
1. Pengelolaan kelas
masih kurang. Pada waktu diskusi kelompok masih ada siswa yang mengganggu
temannya sehingga membuat kelas menjadi gaduh.
2. Diskusi kelompok
didominasi oleh siswa- siswa yang pandai saja, sedangkan yang lain masih
terlihat pasif.
3. Guru tidak
memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
Pembelajaran siklus I
Nama Kelompok /
Anggota Kelompok
|
Aspek yang diamati
|
Prestasi
|
||||
Mengajukan
Pertanyaan
|
Mengem.
Pendapat
|
Menghargai
Pendapat
|
Kerja Sama
|
|||
I
|
Agung Budi Utomo
|
Ö
|
Ö
|
-
|
-
|
C
|
Ahmad Andik susilo
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Andara Dwi
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
Aza ika
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
II
|
Dimas Yulianto
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Dio Yogi
|
-
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Edo Saputro
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
Edi Susanto
|
-
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
III
|
Erik Zainul
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Erwin Prasetyo
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
Feri Agustiano
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Feri susilo
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
IV
|
Hendrik kusuma
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Kiki yuliana
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
Moch adi s
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Ahmad alfon
|
-
|
-
|
-
|
Ö
|
C
|
|
V
|
Moch Maulana
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Moch samsul Huda
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
Moch Pinki
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
|
Nor Alif sukma
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
VI
|
Putri Chonela
|
Ö
|
-
|
Ö
|
B
|
|
Ratih Ratna
|
-
|
-
|
Ö
|
C
|
||
Ria Ernawati
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
|
Riska Wahyuningsih
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
VII
|
Tri Wahyuningtyas
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Vandika
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
wiwit
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Iin Ivanda
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
No
|
||
1.
|
Agung Budi Utomo
|
|
2.
|
Ahmad Andik susilo
|
|
3.
|
Andara Dwi
|
|
4.
|
Aza ika
|
|
5.
|
Dimas Yulianto
|
|
6.
|
Dio Yogi
|
|
7.
|
Edo Saputro
|
|
8.
|
Edi Susanto
|
|
9.
|
Erik Zainul
|
|
10.
|
Erwin Prasetyo
|
|
11.
|
Feri Agustiano
|
|
12.
|
Feri susilo
|
|
13.
|
Hendrik kusuma
|
|
14.
|
Kiki yuliana
|
|
15.
|
Moch adi s
|
|
16.
|
Ahmad alfon
|
|
17.
|
Moch Maulana
|
|
18.
|
Moch samsul Huda
|
|
19
|
Moch Pinki
|
|
20
|
Nor Alif sukma
|
|
21
|
Putri Chonela
|
|
22
|
Ratih Ratna
|
|
23
|
Ria Ernawati
|
|
24
|
Riska Wahyuningsih
|
|
25
|
Tri Wahyuningtyas
|
|
26
|
Vandika
|
|
27
|
wiwit
|
|
28
|
Iin Ivanda
|
|
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
hasil belajar siswa, serta hasil diskusi peneliti dengan teman sejawat,
diputuskan bahwa perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus yang kedua. Menurut
catatan teman sejawat masih ada beberapa kelemahan atau kekurangan-kekurangan
di dalam pelaksanaan perbaikan siklus yang pertama. Hasil evaluasi belajar
siswa menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan belajar siswa 62,1.
Siklus II
Seperti
yang telah dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus I, pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II ini melalui 4 tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Menentukan materi
pembelajaran,
Mata Pelajaran : PKn
Kelas :
IV
Alokasi Waktu :
2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengenal sistem
pemerintahan tingkat pusat.
Kompetensi Dasar :
Mengenal lembaga –
lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR,
Presiden, MA, MK, BPK dan lain – lain.
Indikator :
1.
Siswa mampu menjejaskan
lembaga-lembaga tinggi negara.
2.
Siswa mampu menjelaskan tugas dan wewenang lembaga-lembaga
tinggi negara.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Siswa
dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami lembaga – lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat dengan benar.
2. Siswa
dapat lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok.
3. Siswa
dapat mengungkapkan pendapat.
4. Siswa
dapat mengembangkan pendapat.
5. Siswa
dapat menghormati pendapat temannya.
6. Siswa
dapat bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan kelompok.
b. Menyusun
rencana perbaikan pembelajaran
Recana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
dimaksudkan agar proses perbaikan pembelajaran dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
c. Menyediakan alat peraga yang berupa bagan seperti di bawah ini,
d. Menyiapkan buku sumber, yaitu :
-
BNSP.
2006. Standar Isi KTSP Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Jakarta
:
-
Rus
Ernawati, Imtam, dkk. 2005. Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas IV. Klaten : Cempaka Putih
-
Bestari,
Prayoga., Sumiati, Ati. 2008. Menjadi
Warga Negara Yang Baik Kelas IV. Surabaya : Media Utama
-
Suprabowo,
Drs, dkk. 2009. Kreasi Kelas IV.
Kediri : Ekklesia
- Undang –
Undang Dasar 1945 hasil amandemen
e. Menyiapkan lembar kerja siswa, yaitu :
Diskusikan soal – soal di bawah ini dengan kelompokmu !
1. Siapakah yang dimaksud dengan Pemerintahan Pusat?
2. Apa nama lembaga yang melakukan kekuasaan kehakiman?
3. Sebutkan tugas MPR setelah amandemen UUD 1945!
4. Sebutkan wewenang DPD!
5. Mengapa menteri-menteri dalam Kebinet Indonesia Bersatu sering
di-reshuffle?
6. Jelaskan yang dimaksud dengan hak abolisi!
7. Sebutkan wewenang Makamah Konstitusi!
8. Mengapa DPA dibubarkan?
9. Sebutkan kekuasaan Presiden sebagai kepala negara!
10. Buatlah diagram susunana struktur ketatanegaraan Negara Indonesia
setelah amandemen UUD 1945!
2. Pelaksanaan
Tujuan
perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
lembaga–lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, agar siswa dapat lebih aktif dalam
melakukan diskusi kelompok, dapat mengungkapkan pendapat.serta mengembangkan
pendapat, menghormati pendapat temannya, dan dapat bekerja sama dengan temannya
dalam kegiatan kelompok. Pada waktu pelaksanaan pembelajaran, peneliti tetap
didampingi seorang pengamat yang bertugas mengamati aktivitas pembelajaran,
memberi komentar, saran, masukan dan kritik kepada peneliti dalam melaksanakan
pembelajaran.
Kegiatan
pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai
berikut :
a. Kegiatan Awal (±
5 menit)
1)
Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah
kegiatan pembelajaran siap dimulai atau belum. Setelah terlihat kelas dalam
keadaan tenang, maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan menanyakan kehadiran siswa.
2)
Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab
tentang materi pembelajaran yang lalu untuk mengingatkan kembali tentang
pengalaman belajar belajar siswa yang lalu, serta untuk mengkondisikan dan
memusatkan perhatian sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3)
Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran yang
akan dicapai.
b. Kegiatan Inti (±
40 menit)
1)
Guru memasang alat peraga yang berupa bagan lembaga
negara.
2)
Guru melanjutkan tanya jawab dengan siswa.
3)
Guru
mengulangi jawaban-jawaban siswa sambil menujuk pada bagan untuk memantapkan
pemahaman siswa. Kemudian guru memberi penjelasan bahwa masing – masing lembaga
negara memiliki wewenang dan kekuasaan sendiri..
4)
Siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
5) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya. Setelah ditunggu beberapa saat
ternyata tidak ada yang bertanya, guru melanjutkan pembelajaran dengan membagi
LKS untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok diskusi yang sudah ada.
6)
Guru
menjelaskan tentang tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam
berdiskusi.
7)
Siswa melakukan diskusi kelas untuk membahas LKS yang
telah dibagikan.
8)
Guru mengamati kegiatan masing-masing kelompok diskusi
sambil kerkeliling dari kelompok diskusi yang satu ke kelompok diskusi yang
lain, untuk memberi bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami kesulitan.
9)
Setelah selesai berdiskusi, wakil dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Masing-masing
kelompok aktif mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan bagan yang
ada di papan tulis.
10) Setelah
semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa bersama guru membuat
kesimpulan tentang materi yang telah didiskusikan bersama.
11) Guru
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
12) Setelah
beberapa saat di antara siswa tidak ada yang bertanya, guru mengakhiri
pelajaran.
c. Kegiatan Akhir (±
25 menit)
1)
Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi.
2)
Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap
siswa untuk dikerjakan.
3)
Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru
memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4)
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan
Data
Seperti pada pembelajaran siklus I, pada siklus II ini
pengumpulan data, diperoleh dari hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa. Pada kegiatan
pembelajaran siklus II diperoleh data sebagai berikut :
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No.
|
Komponen
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Guru menanyakan kehadiran siswa
|
Ö
|
|
2.
|
Guru mengatur
tempat duduk sesuai dengan kelompoknya
|
Ö
|
|
3.
|
Guru membangkitkan motivasi siswa
|
Ö
|
|
4.
|
Guru menggali pengetahuan awal dengan mengajukan beberapa
pertanyaan
|
Ö
|
|
5.
|
Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
|
Ö
|
|
6.
|
Guru
menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
|
Ö
|
|
7.
|
Guru
menggunakan alat peraga/media/sumber belajar
|
Ö
|
|
8.
|
Guru memberi
penjelasan tentang materi yang diajarkan
|
Ö
|
|
9.
|
Perhatian guru merata pada seluruh siswa
|
Ö
|
|
10.
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
|
Ö
|
|
11.
|
Guru membagikan LKS
|
Ö
|
|
12.
|
Guru membimbing siswa berdiskusi
|
Ö
|
|
13.
|
Guru menyuruh
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
|
Ö
|
|
14.
|
Guru
memberikan nilai berupa pujian
|
Ö
|
|
15.
|
Guru bersama
siswa menyimpulkan materi pembelajaran
|
Ö
|
|
16.
|
Guru memberikan evaluasi
|
Ö
|
Catatan tambahan dan komentar:
1.
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan
dengan baik. Pengelolaan kelas juga sudah baik, pada pembelajaran siklus I
kelas sempat gaduh, ternyata pada pembelajaran siklus II suasana kelas sangat kondusif.
2.
Guru sudah banyak memberikan penguatan yang berupa
pujian yang dapat memotivasi belajar siswa.
3.
Masing-masing kelompok diskusi sudah dapat
mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.
Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus II
Nama Kelompok /
Anggota Kelompok
|
Aspek yang diamati
|
Prestasi
|
||||
Mengajukan
Pertanyaan
|
Mengem.
Pendapat
|
Menghargai
Pendapat
|
Kerja Sama
|
|||
I
|
Agung Budi Utomo
|
Ö
|
Ö
|
-
|
Ö
|
B
|
Ahmad Andik susilo
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Andara Dwi
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Aza ika
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
II
|
Dimas Yulianto
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Dio Yogi
|
-
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Edo Saputro
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Edi Susanto
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
|
III
|
Erik Zainul
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Erwin Prasetyo
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
Feri Agustiano
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
|
Feri susilo
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
IV
|
Hendrik kusuma
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Kiki yuliana
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Moch adi s
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Ahmad alfon
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
|
V
|
Moch Maulana
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Moch samsul Huda
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Moch Pinki
|
-
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Nor Alif sukma
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
VI
|
Putri Chonela
|
Ö
|
-
|
Ö
|
B
|
|
Ratih Ratna
|
-
|
-
|
Ö
|
C
|
||
Ria Ernawati
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
|
Riska Wahyuningsih
|
-
|
-
|
Ö
|
Ö
|
C
|
|
VII
|
Tri Wahyuningtyas
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
Vandika
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
wiwit
|
Ö
|
-
|
Ö
|
Ö
|
B
|
|
Iin Ivanda
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
A
|
No
|
|||
1.
|
Agung Budi Utomo
|
||
2.
|
Ahmad Andik susilo
|
||
3.
|
Andara Dwi
|
||
4.
|
Aza ika
|
||
5.
|
Dimas Yulianto
|
||
6.
|
Dio Yogi
|
||
7.
|
Edo Saputro
|
||
8.
|
Edi Susanto
|
||
9.
|
Erik Zainul
|
||
10.
|
Erwin Prasetyo
|
||
11.
|
Feri Agustiano
|
||
12.
|
Feri susilo
|
||
13.
|
Hendrik kusuma
|
||
14.
|
Kiki yuliana
|
||
15.
|
Moch adi s
|
||
16.
|
Ahmad alfon
|
||
17.
|
Moch Maulana
|
||
18.
|
Moch samsul Huda
|
||
19
|
Moch Pinki
|
||
20
|
Nor Alif sukma
|
||
21
|
Putri Chonela
|
||
22
|
Ratih Ratna
|
||
23
|
Ria Ernawati
|
||
24
|
Riska Wahyuningsih
|
||
25
|
Tri Wahyuningtyas
|
||
26
|
Vandika
|
||
27
|
wiwit
|
||
28
|
IIN IVANDA
|
||
4. Refleksi
Berdasarkan
hasil pengamatan dan analisis evaluasi hasil belajar siswa pada pembelajaran
siklus II, maka hasil diskusi peneliti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran telah mencapai tujuan pembelajaran dengan cukup baik. Hal ini
terbukti dari hasil pengamatan dikatakan bahwa secara umum pelaksanaan
perbaikan pembelajaran telah berjalan dengan baik.
Penggunaan alat
peraga sudah cukup mendukung belajar siswa, diskusi pun dapat berjalan dengan
baik. Ditinjau dari hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa yang
mendapat nilai 70 keatas sebanyak 28 Anak. Nilai rata-rata kelas mencapai 90 Nilai evaluasi yang telah dicapai oleh
siswa jika dihubungkan dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang telah
ditetapkan di SDN Karangdagangan, maka hasil belajar siswa pada perbaikan
pembelajaran siklus II telah diatas standar ketuntasan minimal, yaitu 70 untuk
mata pelajaran PKn. Sedangkan Ketuntasan Belajar Mengajar siswa secara klasikal
mencapai angka 85 %.
Keberhasilan:
Tindakan pembelajaran sudah berjalan dengan baik.
Pengelolaan kelas juga sudah baik, pada pembelajaran siklus I kelas sempat
gaduh, ternyata pada pembelajaran siklus II
suasana kelas sangat kondusif. Guru sudah banyak memberikan penguatan
yang berupa pujian yang dapat memotivasi belajar siswa. Masing-masing kelompok
diskusi sudah dapat mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik. Hal ini akan
berpenguruh terhadap hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
B. Pembahasan
Setiap Siklus
Siklus I
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini, dapat
dikatakan berhasil dan juga belum berhasil. Mengapa demikian, jika ditinjau dari analisis hasil evaluasi belajar siswa,
nilai rata-rata masih dibawah SKBM SDN Karangdagangan Kegagalan ini berhubungan dengan apa yang disampaikan oleh
teman sejawat pada komentarnya, yaitu :
1. Apersepsi yang
disampaikan oleh guru, kurang maksimal. Upaya guru untuk meningkatkan motivasi
siswa kurang, hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang terlihat pasif di
dalam pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap gairah belajar siswa.
Jika gairah belajar siswa rendah akibatnya hasil belajar siswa juga akan
rendah.
2. Pengelolaan kelas masih kurang. Pada waktu
diskusi kelompok masih ada siswa yang mengganggu temannya sehingga membuat
kelas menjadi gaduh.
3. Diskusi kelompok didominasi oleh siswa- siswa yang
pandai saja, sedangkan yang lain masih terlihat pasif. Hal ini dapat
mengakibatkan siswa yang pasif akan tertinggal oleh siswa-siswa yang mendominasi
diskusi di dalam kelompoknya.
Siklus
II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dapat
dikategorikan berhasil menurut SKBM SDN Karangdagangan Keberhasilan ini dapat tercapai
karena peneliti berusaha memenuhi kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan
pembalajaran siklus I sebagaimana komentar teman sejawat. Peneliti berpedoman
bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi yang disertai alat
peraga, dapat mengefektifkan pembelajaran. Pembelajaran siklus II, peneliti
memfokuskan pada pemecahan masalah dalam memahami lembaga–lembaga negara di
tingkat pusat. Peneliti menerapkan motede diskusi, karena berdasarkan
karakteristiknya metode diskusi adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik yang bersifat problematis.
0 comments:
Post a Comment
silahkan komentar kepada kami saran dan kritikan kami trima untuk di evaluasi